2018 POHON UNTUK BUMI

Opini pada peringatan Hari Bumi Sedunia tahun 2018

2018 pohon untuk Bumi adalah tema yang diangkat oleh sekitar 367 Mahasiswa KBK Fisika Bumi UNM Makassar untuk menandai hari Bumi yang diperingati secara internasional. Mahasiswa tersebut memusatkan kegiatannya di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Pangkep dengan garis pantai sekitar 250 km dan luas terumbu karang sekitar 36.000 ha. Potensi alam yang demikian maha kaya itu menjadikan Kabupaten Pangkep sebagai daerah maritim dengan potensi kelautan yang sangat besar. Alasan inilah yang menjadikan Kabupaten Pangkep sebagai kawasan yang dipilih untuk penanaman pohon. Alasan lainnya, adalah Kabupaten Pangkep mempunyai kawasan karst yang terluas nomor dua di dunia yang menyatu dengan kawasan karst Maros. Industri semen dan perusahan lainnya yang menggunakan batu gamping sebagai bahan baku sangat elok untuk dijadikan bahan kajian dalam ilmu Fisika. Tulisan ini sekaligus untuk memperingati 22 April sebagai  hari Bumi yang diperingati secara internasional.

Peringatan Hari Bumi setiap tanggal 22 April merupakan hasil kerja keras Senator Amerika Serikat Gaylord Nelson pada tahun 1970 seorang pengajar Lingkungan Hidup. Tanggal ini bertepatan pada musim semi di Northern Hemisphere (belahan Bumi utara) dan musim gugur di belahan Bumi selatan.

Garis pantai bukan hanya penting bagi penetapan batas laut Negara, tetapi juga batas perlindungan terhadap sumberdaya kelautan yang tersedia. Sumberdaya kelautan ini menjadi kekuatan utama Kabupaten Pangkep dengan jumlah pulau 112 dan hanya 94 yang mempunyai nama perlu ditingkatkan dalam kerangka pembangunan pariwisata nasional secara berkelanjutan. Pariwisata dengan pemandangan laut yang memesona para wisatawan adalah anugrah Tuhan untuk kesejahteraan masyarakat. Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat hendaknya didesain dengan faktor anugrah alam sebagai modal utama dan partisipasi aktif warga pulau menjadi titik acuan di dalam menggerakkan aktivitas pariwisata di pulau-pulau. Pengelolaan pulau dengan faktor manusia sebagai pemegang kendali utama adalah syarat mutlak dalam memajukan pulau sebagai sumber ekonomi di masa depan.

Kabupaten Pangkep memberikan konstribusi besar bagi Propinsi Sulawesi Selatan mempunyai  sumberdaya perikanan tangkap yang besar untuk berbagai jenis ikan dengan nilai 620.480 ton/tahun dan 80.072 ton/tahun untuk zona ekonomi ekslusif (ZEE). Potensi perikanan ini akan bertambah besar jika daerah jelajah nelayan kita bertambah. Nelayan mempunyai jelajah semakin meluas, jika di dalamnya terdapat teknologi yang membuat mereka mampu untuk melaut dengan waktu singkat. Teknologi itu bisa berupa kapal motor dengan tonase besar, kapal yang dilengkapi dengan pendingin, dan lainnya. Pertanyaan mendasar adalah bagimana pantai beserta eksositemnya dapat digunakan dalam pembangunan berkelanjutan.

Pembangunan berkelanjutan menurut Bank Dunia (Rogers, 2007) adalah terjadinya keseimbangan antara pengrusakan yang terjadi dengan biaya yang diperoleh.  Artinya,  kerusakan lingkungan yang terjadi setara dengan manfaat ekonomi yang diperoleh. Namun, perlu dicermati bahwa ekosistem pantai hendaknya dilihat dari tiga pilar penting, yakni ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan sendiri. Secara ekonomi kawasan pantai sangat menjanjikan, tetapi pada saat yang bersamaan ekosistem  pantai selalu mengalami pengaruh internal dan eksternal, baik yang bersifat alami maupun karena aktivitas manusia akan memberikan tekanan bagi dinamika kawasan ini. Faktor alami yang memberikan tekanan adalah gelombang, arus laut, pasang surut, sirkulasi angin, curah hujan, iklim dan aktivitas tektonik maupun vulkanik. Sedangkan aktivitas manusia yang memberikan tekanan pada kawasan pantai adalah kegiatan industri, perikanan pantai, pelabuhan, pertanian, pembangunan rumah sakit, pertambangan, permukiman dan penutupan alur sungai. Faktor ini terlihat secara nyata dapat menjadi ancaman dalam pengembangan Kabupaten Pangkep di masa depan.

Kawasan pantai dari segi sosial budaya adalah tempat di mana masyarakat dalam hal ini nelayan bersama dengan keluarganya berinteraksi. Interaksi antara individu, individu dengan masyarakat, maupun interaksi antara masuarakat nelayan dnegan alam sekitarnya.   Untuk itu, perlu dilakukan kegiatan yang sifatnya memberikan edukasi untuk memelihara dan mengembangkan ekosistem pantai supaya tetap terpelihara sebagai kawasan sosial budaya dengan karakter lokal yang tetap tumbuh dan terpelihara baik bagi pembangunan generasi muda.

Kawasan pantai dari segi lingkungan dan pemanfaatannya secara berkelanjutan, bagaimana pun akan memberikan dampak yang cukup berarti. 2018 pohon untuk selamatkan bumi adalah simbol untuk memberikan makna dalam kegiatan Hari Bumi 2018. Untuk penanaman pohon secara serentak pada hari Ahad, 22 April ini Mahasiswa KBK Fisika Bumi UNM Makassar melibatkan sekitar 20 SD dan sederajat, 10 SMP/MTs dan 7 SMA/SMK (sekitar 2000 siswa) dengan 1 pohon 1 siswa. Setiap siswa menanam pohon di lokasi yang tidak jauh dari sekolahnya pada jam yang sama dengan siswa di sekolah lainnya. Pemilihan teknik penanaman dengan waktu yang sama diharapkan menimbulkan frekuensi resonansi akan menggetarkan frekuensi bumi untuk menghasilkan aroma positif bagi kehidupan manusia di masa yang akan dating. Pelibatan siswa dalam kegiatan ini dimaksudkan juga untuk memberikan edukasi kepada warga untuk mempunyai sense of belonging terhadap tanaman. Siswa yang menanam otomatis akan menimbulkan sikap untuk merasa memiliki sehingga timbul kesadaran untuk memelihara tanaman. Hal ini akan memberikan multieffect dalam  diri siswa. Siklus hidup dan kesadaran siswa untuk melihat lingkungan sebagai suatu mata rantau kehiduopan akan terjaga sepanjang hayat. Bukankah pohon menghasilkan oksigen yang teramat sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Satu pohon akan menghasilkan oksigen tergantung pada jenis pohon, umur, kesehatan, dan lingkungan di mana pohon berada. Pohon rindang matang menghasilkan oksigen untuk sebanyak 10 orang menarik nafas dalam setahun dalam satu musim. Artinya, sebuah pohon dewasa tunggal dapat menyerap karbondioksida pa dan melepaskan oksigen yang cukup kembali ke atmosfir dan digunakan oleh 2 manusia. dan tingkat 21,8 kg/tahun. Rata-rata 1 pohon menghasilkan sekitar 118 kg oksigen setiap tahunnya. Dua pohon dewasa dapat menyediakan oksigen  yang cukup untuk 4 orang anggota keluarga.

Sejatinya, kegiatan penanaman pohon hendaknya dilakukan terus menerus tanpa melihat apakah hari ini adalah hari Bumi. Hari Bumi hanyalah simbol untuk mengajak penduduk Bumi untuk terus menjaga planet yang damai ini agar masih dapat menjaga dirinya untuk terus menyuplai kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya agar tetap survive. Penulis, mahasiswa, guru, warga dan seluruh siswa(i) yang terlibat dalam kegiatan penanaman pohon ini tentu mempunyai mimpi  indah tentang lestarinya bumi ini. Kegiatan penanaman pohon  hanya lah kegiatan kecil di antara selaksa kegiatan yang dapat dilakukan manusia lainnya untuk menjaga keseimbangan ekosistem, baik ekosistem pantai, maupun ekeosistem lainnya untuk tetap lestari demi titipan anak cucu kita dari masa depan. Alhamdulillah, 2018 pohon yang ditanam pada hari Bumi 2018 akan menjadi penyelamat Bumi dan makhluk hidup lain yang berada di dalamnya.

Ditulis oleh Muhammad Arsyad, Dosen Fisika FMIPA UNM dan Peneliti Karst.

Opini ini pertama kali diterbitkan pada tanggal 22 April 2018, bertepatan dengan peringatan “Hari Bumi sedunia” dan telah dimuat di media cetak harian Tribun Timur